Selasa, 06 Desember 2011

Aku mencintaimu, tapi aku lebih takut kepada Allah

Ada sebuah kisah cinta yang entah ini benar atau tidak. Kisah cinta yang cukup mengharukan dan menginspirasi. Ujian manusia bisa datang dalam berbagai bentuk. Ada kalanya ujian itu berbentuk sebuah gejolak jiwa yang bernama "cinta". Allah hendak menguji hati-hati yang dilanda cinta, apakah cintanya kepada Allah jauh lebih besar ketimbang cinta yang saat ini dia rasakan. Sama seperti ujian yang lain, ujian cinta pun tidak kalah hebatnya, bahkan orang yang taat beribadah atau berilmu pun bisa tergelincir ke jurang dosa karenanya. Naudzubillah. Cinta adalah urusan hati dan hanya sedikit menyangkut akal manusia. Oleh karena itu, ia tidak mengenal logika dan mampu menguasai manusia, menjadikan jiwa mereka tidak tenang saat dihantam ombak ujian cinta.

Berikut kisahnya.

Al Mubarrid menuturkan dari Abu Kamil, dari Ishaq bin Ibrahim, dari Raj' bin Amru An Nakha, menceritakan:
Di kota Kuffah ada seorang pemuda yang tampan sekali wajahnya, rajin beribadah, dan berijtihad. Suatu hari ia singgah di suatu kaum dai An Nakha. Di sana pandangannya berpapasan dengan seorang gadis cantik jelita dari kaum itu. Ia langsung jatuh cinta kepada gadis tersebut dan berniat untuk memilikinya. Dia pun singgah di tempat yang lebih dekat dengan rumah gadis itu, lalu mengirim utusan untuk menyampaikan lamaran kepada bapak si gadis. Namun, ternyata si bapak memberi jawaban yang mengecewakan. Rupanya gadis tersebut sudah dilamar oleh anak pamannya sendiri. Pemuda ini pun tidak melanjutkan lamarannya.

Hari-hari berlalu setelah penolakan lamaran itu, tapi keduanya tidak bisa melupakan satu sama lain. Pemuda itu masih mencintai si gadis dan sering memikirkannya, begitu pula dengan si gadis. Tatkala keduanya semakin didera cinta, si gadis mengirim utusan kepada pemuda itu untuk mengatakan, " Saya sudah mendengar tentang besarnya rasa cintamu kepadaku. Aku pun sedih karenanya. Jika engkau mau, maka aku bisa menemuimu, atau jika engkau mau maka saya bisa mengatur cara agar engkau bisa masuk ke dalam rumahku."

Sang pemuda membalas pernyataan dari si gadis melalui utusan itu pula, "Tidak ada pilihan di antara dua hal yang dicintai ini. Sesungguhnya aku takut azab hari yang besar (kiamat) jika aku mendurhakai Rabbku. Sungguh aku takut api neraka yang baranya tidak pernah padam dan tidak surut jilatannya."

Setelah utusan menyampaikan perkataan pemuda, maka si gadis bertanya-tanya, "Apakah dalam keadaan seperti ini dia masih merasa takut kepada Allah? Demi Allah, tidak seorang pun yang lebih berhak atas demikian itu kecuali satu orang saja, sekali pun manusia bisa bersekutu dalam masalah ini." Gadis itu kemudian memisahkan diri dari segala urusan dunia, semua ditinggalkan dan hanya beribadah semata. Namun, sekali pun begitu ia tidak mampu memadamkan cinta dan kerinduannya kepada pemuda itu, hingga akhirnya ia meninggal karena sakit.

Mengetahui si gadis sudah meninggal, pemuda itu datang menziarahi kubur dan berdoa bagi bagi si gadis. Suatu hari ia menahaan kantuk lalu tanpa sengaja tertidur di atas pusara kuburan si gadis. Di dalam tidurnya itu, ia bermimpi bertemu wanita yang sangat dicintainya itu dengan rupa yang menawan. Dia bertanya, "Bagaimana keadaanmu wahai kekasihku? Apa yang kau temukan setelah berpisah denganku?"

Gadis itu menjawab, "Cinta yang manis wahai orang yang kubutuhkan. Cintamu adakah cinta yang menuntun keadaan kebaikan dan kesantunan."

"Sampai kapan engkau dalam keadaan begini?" tanya pemuda.

"Hingga mencapai kenikmatan dan kehidupan yang tiada sirna di taman surga yang abadi, suatu kekayaan yang tiada lenyap."

Sang pemuda berkata, "Sebutlah namaku di sana, karena aku tak dapat melupakanmu."

"Demi Allah aku juga begitu. Aku telah memohon kepada pelindungku dan pendampingmu agar menyatukan kita berdua. Maka tolonglah aku untuk menggapai tujuan ini dengan sekuat tenaga."

"Kapan aku bisa melihatmu lagi?" Tanya pemuda

"Tak lama engkau akan bertemu aku dan melihatku." Jawab si gadis.

Setelah bermimpi seperti itu, konon si pemuda hanya hidup selama tujuh hari.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar