Sembilan tahun lalu aku mengambil keputusan untuk mengubah penampilanku. Baju berlengan pendek dan rok sekolah sebatas lutut berganti menjadi baju dan rok panjang. Sejak itu, potongan kain mulai menutupi kepala, menyembunyikan rambut yang disebut sebagai mahkota para wanita.
Sembilan tahun lalu adalah awal aku mengenakan jilbab atau hijab, telat empat tahun dari awal pubertasku (menstruasi). Sebenarnya, sudah sejak kecil (sebelum menstruasi) aku sering mendengar guru ngajiku mengatakan tentang perintah menutup aurat, "Wanita itu harus menutup aurat, kalau ngga nanti rambutnya digantung dan dibakar di neraka." Seperti itulah yang disampaikan guru ngajiku, tapi semua penjelasan itu hanya sekadar lewat di telinga.
Sembilan tahun lalu, barulah hidayah Allah datang melalui beberapa orang. Seorang di antaranya mengatakan, "Wanita itu wajib menutup aurat dari orang yang bukan muhrim. Itu perintah ALLAH langsung ada di ayat Al-Qur'an", kemudian ia menunjukkan beberapa ayat Al-Quran, salah satunya Al-Azhab:59. Sementara yang lain memberi contoh bagaimana memakai dan apa saja yang dilakukan oleh wanita berjilbab. Logika disertai keimananku (atas rahmat Allah Swt) mulai berjalan. Ini Allah yang memerintahkan sendiri, bukan orangtua, guru, maupun teman. Bagaimana aku bisa mengadakan tawar-menawar dengan Tuhanku, Allah Yang Mahakuasa, lalu akhirnya kuputuskan untuk menjalankannya.
Sembilan tahun lalu, aku merasakan nikmat yang luar biasa. Nikmat merengkuh hidayah-Nya yang kemudian mengukuhkan niatku untuk menjaga kesucian nilai pakaianku ini (semoga Allah selalu menuntunku kepada cahaya-Nya dan terus istiqomah mengenakan hijab yang sesuai syariah).
Kepada kalian, saudariku, aku ingin berbagi kenikmatan sembilan tahun laluku itu (insyaAllah hingga saat ini dan sampai ku jemput husnul khotimah, amiin). Bulatkan niat kalian memakai hijab,tidak baik terus ditunda, sebagai tanda patuhmu kepada Sang Pencipta. Semoga Allah meneguhkan langkahmu dan menjaga keimananmu.
Sembilan tahun lalu adalah awal aku mengenakan jilbab atau hijab, telat empat tahun dari awal pubertasku (menstruasi). Sebenarnya, sudah sejak kecil (sebelum menstruasi) aku sering mendengar guru ngajiku mengatakan tentang perintah menutup aurat, "Wanita itu harus menutup aurat, kalau ngga nanti rambutnya digantung dan dibakar di neraka." Seperti itulah yang disampaikan guru ngajiku, tapi semua penjelasan itu hanya sekadar lewat di telinga.
Sembilan tahun lalu, barulah hidayah Allah datang melalui beberapa orang. Seorang di antaranya mengatakan, "Wanita itu wajib menutup aurat dari orang yang bukan muhrim. Itu perintah ALLAH langsung ada di ayat Al-Qur'an", kemudian ia menunjukkan beberapa ayat Al-Quran, salah satunya Al-Azhab:59. Sementara yang lain memberi contoh bagaimana memakai dan apa saja yang dilakukan oleh wanita berjilbab. Logika disertai keimananku (atas rahmat Allah Swt) mulai berjalan. Ini Allah yang memerintahkan sendiri, bukan orangtua, guru, maupun teman. Bagaimana aku bisa mengadakan tawar-menawar dengan Tuhanku, Allah Yang Mahakuasa, lalu akhirnya kuputuskan untuk menjalankannya.
Sembilan tahun lalu, aku merasakan nikmat yang luar biasa. Nikmat merengkuh hidayah-Nya yang kemudian mengukuhkan niatku untuk menjaga kesucian nilai pakaianku ini (semoga Allah selalu menuntunku kepada cahaya-Nya dan terus istiqomah mengenakan hijab yang sesuai syariah).
Kepada kalian, saudariku, aku ingin berbagi kenikmatan sembilan tahun laluku itu (insyaAllah hingga saat ini dan sampai ku jemput husnul khotimah, amiin). Bulatkan niat kalian memakai hijab,tidak baik terus ditunda, sebagai tanda patuhmu kepada Sang Pencipta. Semoga Allah meneguhkan langkahmu dan menjaga keimananmu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar